Kamis, 25 Agustus 2011

If I could be reborn...

If I could be reborn, I would not ask to be delivered as someone else. I would be so thankful if I could be reborn as myself. I won’t choose any other way of life as well, but I will have some correction here and there.

I would learn how to blow a saxophone.

I would learn how to play gamelan instead of traditional dance. I have no progress on it. Years of practice give me nothing in traditional dance, but wasting time.

I would take meditation course earlier.

I would spend more money on books instead of anything else.

In other words, in spite of my zero ability in playing musical instrument (esp. saxophone), I’m proud to be the daughter of my ibu and bapak..

Selasa, 23 Agustus 2011

Novel Merah Merona "2"

Saya mau nulis resensi buku. Kali ini tentang si merah merona novel "2" karya Donny Dhirgantoro.

Apa? Resensi? Kaya masih perlu aja..

Oke, saya ganti. Saya mau nulis tentang si merah merona novel "2" karya Donny Dhirgantoro..


Nggak perlulah saya nulis resensi buku si merah merona “2” ini. Udah tau sendiri penulisnya siapa, bang Donny Dhirgantoro gitu, empunya 5 Cm yang kesaktiannya ngalahin mantranya Voldemort, Dobby, maupun ibu peri. Saya cuma mau nulis kesan saya pada si molek merah merona “2” ini.

Apa? Kesan? Kaya lo sapa aja..

Terserahlah, ini blog saya, bebas dong saya nulis. Suka-suka saya. Terserah apa kata my head bald. Eh, kepala saya nggak botak ding.

Sebagaimana abis baca 5 Cm, abis baca “2” bikin segerrrrrrr lahir batin juga. Kalah deh itu minuman energy drink yang warnanya warna warni kaya krayon, yang iklannya melawan hukum pencegahan global warming karena boros bener airnya. Air segelas, yang keminum cuma berapa sruput, lainyaaa? Muncrat ke mana-mana, mubazir.

Oke, stop maki-maki. Ini bulan Ramadhan, lagi puasa, astaghfirullah....

Back to the topic. Maksudnye seger lahir batin? Jadi gini ya, 5 Cm maupun “2” bikin kita yang (mungkin) udah capek sama jatuh bangun hidup masing-masing, capek ngeluh-ngeluh ini itu, capek mencari kambing hitam (kasian kambing putih nggak ada yang nyari), capek mencaci betapa tidak adilnya dunia ini, dan capek-capek yang hawa-hawanya negatif beneeeerrrr, ilang semua. Yang ada adalah semangat berjuang, enthusiasm to seize the day. Kalo kata Telkom, berasa “the world is in your hand”.

Nggak perlu deh itu bayar mahil-mahil buat ikut training-training pembangkit semangat ato apalah. Cukup beli si merah merona “2”, baca dengan sepenuh hati, pahami benar, dan Anda telah menghemat sekian lembar uang Anda untuk recharge semangat bersama tutor handal.

“2” juga buku yang tepat bagi para “galauers” karena cinta. Nho, baca ceritanya Harry-Harry sama Gusni-Gusni yang pacarannya sehat, nggak mengandung kolesterol, lemak jahat, maupun gula berlebih.

“Mungkin Harry dan Gusni benar, mungkin kesedihan datang bersama cinta, berjalan beriringan sebagai katalis yang saling menguatkan. Atau mungkin kesedihan dan kebahagiaan hanya kilas tipis yang harus ada dalam cinta saling menguatkan di antara rekah keduanya.

Atau mungkin cinta yang benar, cinta selalu datang diantara kebahagiaan dan kesedihan, dan ketika kamu mencintai, kamu merasa kuat. Di antara kesedihanmu ia datang dan menguatkan, di antara kebahagiaanmu ia memberikan.

Manusia layaknya mencintai, menjadi kuat dan berani karena mencinta, menahan segala keluh, dan kesedihan yang datang kepadanya, tanpa berputus asa. ... “

-“2”, page 200

“2” juga bikin kita yang (mungkin) terkikis rasa nasionalismenya pada Indonesia karena carut marut politik kita, mulai dari Nazarudin yang tiba-tiba nongol pake topi pandan dangan jingle Sari Roti sebagai ringtone hp-nya dan kemudian sekarang jadi tiba-tiba amnesia, sampai tiba-tiba jadi surat-suratan sama pak Presiden, tiba-tiba bangga lagi sama Indonesia bahwa masih banyak hal tentang Indonesia yang bisa dibanggakan. Dan bulutankis adalah salah satunya..

"2" juga jadi obat penyakit malas.
"Dengan penuh hormat, Dok, jujur sejak saya tahu semuanya ada cita-cita dalam diri saya, ada kekuatan harapan dalam pikiran saya, kalau saya harus berjuang melawan penyakit saya... saya harus percaya cita-cita saya, harapan saya, impian saya. Kalau tidak, untuk apa saya hidup? Kalau tidak, untuk apa saya pergi nantinya kalau waktu saya tiba?"

-Gusni, novel “2” page 215

Kalau di novel merah “2” kalimat itu diucapkan Gusni untuk menepis keputusasaan Dokter Fuad dan Papanya menghadapi penyakitnya, buat saya kalimat itu pun untuk menepis keputusaasaan menghadapi penyakit saya. Bedanya, kalo “penyakit” Gusni adalah penyakit dalam arti sebenarnya, “penyakit” saya lebih berupa metafora dari rasa malas, kecewa, putus asa, dan aneka rupa hal negatif lain yang manghambat saya dalam mencapai titik akhir perhentian perjalanan kereta cita-cita saya.

Buat yang mau merintis usaha kuliner juga wajib baca novel "2". Kenapa? Karena novel "2" mengandung intisari buku resep usaha restoran paling ajib sepanjang zaman semangka warnanya merah. Disebutin 3 langkah menciptakan restoran bakmi yang melegenda. Apa aja langkah-langkahnya? Silakan baca novelnya.

Daaaaannnnnn novel "2" juga merupakan buku psikologi perkembangan remaja putri usia 17 tahun. Di salah satu chapter pas Gusni mau pergi ke pesta, dijelasin cara-cara dandan dengan kalimat penuh metafora yang bikin berasa lagi makan rujak. Seger! Dan kebeneran, pas baca bagian emaknya Gusni ngajarin 3G dandan, saya emang lagi makan rujak.

In short, novel "2" bener-bener worth to read..

Cara penulis yang menceritakan Papa-Mama dan Gita yang menyembunyikan sesuatu tentang Gusni di bagian awal, bikin yang baca berasa kaya Gusni, nggak dikasih tau sesuatu tentang dirinya. Tapi ini kekuatan novel merah “2” ini, pembaca jadi nggak bisa nolak untuk berhenti baca, bawaannya pengen lanjut mulu. Ada apa sih sebenernya? Kok pake disembunyi-sembunyiin? Kenapa sih?

Dan satu hal yang saya nggak habis pikir, gimana ya mas DD (sok akrab banget deh saya. Tapi bodo, ah! Saya kan emang pernah ketemu mas DD dan mas DD emang raaamaaaahh. Tapi ramahnya nggak lebay kaya pelayan retail resto pizza yang bentar-bentar nanya “Ada yang bisa dibantu lagi, kakak?”. Rasa-rasanya bikin saya pengen jawab “Demen banget sih bantuin saya, kalo gitu ayo ikut ke kost saya, bantuin beres-beres.”) pas nulis “2” ini? Kan mas DD cowok, sedang tokoh utamanya “2” kan cewek dan lagi kadang rada centil-centil gitu. Hmmmm.....