Selasa, 17 November 2009

Melarikan Diri dari Kenyataan

Manusia hidup ada kalanya di atas, ada kalanya di bawah. Sesaat ada di atas, lalu tiba tiba didorong hingga jatuh bebas ke bawah dan membentur tanah. Itu sakit sekali. Saya nggak tau ngomong apa saya ini.

Orang bilang kalau dikasih masalah, itu artinya lagi diuji sama Allah. Itu bukti Allah masih sayang. Tapi yang namanya ujian seringnya masalah yang berat buat yang diuji. Memang ada ujian yang berupa kesenangan, tapi itu kurang disadari. Pas lagi dapat masalah a.k.a ujian itu, seringnya ngeluh, kacau, berantakan. Jadi nggak bisa konsentrasi, jadi males ngomong, maunya sendiri. Kaya mengasingkan diri, menjauhkan diri dari peradaban. Kalo cewe ya nangis, kalo cowo ya saya nggak tau (soalnya saya cewe). Kalo udah kaya gitu jadi nggak bisa selesaiin masalahnya, jadi mentok. Harus tenangin pikiran dulu buat bisa pecahin masalahnya. Tapi saya nggak. Saya nggak bisa tenang kalo hadapin kaya gitu. Ujung ujungnya yang saya lakuin run from the reality for a while. Cuma sebentar, nggak lama lama. Cuma buat kasih kesempatan otak dan hati lupain masalahnya. Kaya hari Minggu kemarin. Bisa dibilang saya run from the reality for a while. Saya pergi nggak tau ke mana. Asal jalan aja. Muter muter. Nggak peduliin apapun itu kecuali bensin di tangki mobil sama rambu rambu lalu lintas. Suka suka saya.

Dari run from the reality for a while saya Minggu kemarin, saya dapat beberapa foto. Emang cuma foto foto jalan yang ambilnya aja sembarangan, asal asalan sambil nyetir. Tapi ini bisa kasih liat ke mana aja saya keluyuran.



Gedung BI - salah satu bangunan favorit saya di Solo














bodohnya saya pesen pake es krim strawbery.
mengingatkan pada sesuatu yang bikin sakit


Dari run from reality saya kemarin, saya juga nemu jajanan unik. Namany GANDOS. Berasa gimana gitu ngomongnya. Dari ngobrol ngobrol saya sama yang jualan, itu bahannya tepung beras, tepung terigu, kelapa, sama garam. Rasanya gurih. Empuk. Enak dimakan pas anget. Saya pasti bakal kangen sama jajanan satu ini. Tapi ntar pasti susah ketemunya lagi. Secara si bapak udah ngomong "yang jualan kaya gini jarang,mbak". Si bapak yang jualan gandos itu mirip ki daus. Berasa ketemu artis. Si bapak yang jualan asalnya dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Jauh jauh ke Solo jualan gandos. Katanya "biar nggak punah,mbak". Sebiji gandos harganya cuma 500 rupiah. Si bapak itu jualannya pakai gerobak dorong. Untungnya nggak seberapa padahal dorong gerobak keliling itu cape. Tapi si bapak kelihatan enjoy aja.



Sabtu, 14 November 2009

Rapuh

Dia meringkuk di tempat tidurnya. Memeluk dirinya sendiri. Dia takut dirinya hancur berkeping keping jika dia tidak memeluk dirinya sendiri sedemikian eratnya. Sakitnya merembes keluar dari hatinya merapuhkan tubuhnya. Dia tak punya orientasi waktu lagi. Tubunya lemah oleh sakit di hatinya, tak mampu menengok sekedar melihat pukul berapa. Otaknya dikacaukan oleh banyak hal yang bersumber dari satu perkara. Dia tak mampu mengurai benang benang kusut pikirannya. Usahanya menenangkan diri sia sia, dikalahkan oleh kecewanya yang mendalam. Dia telah berusaha memberikan percayanya pada dia yang dipilihnya, tapi justru dia dikecewakan karena keputusannya. Dia tak tahu apa yang telah dia perbuat hingga dia peroleh imbalan sedemikian. Dia kehilangan gravitasinya, terlempar keluar dari orbitnya, membentur ratusan asteroid, dan hancur sudah semua yang dimilikinya yang sekian lama sudah mulai merapuh.

Selasa, 03 November 2009

Curcol Today

I went to sleep with floating feeling over the limit of sadness under the limit of happiness. I woke up about 3 times during my annoyed sleeping. I was interude by so many bad dreams in a night. I wanna swearing!!! And now, I find my self in trouble. Terrible trouble. My brain can't help me find what kind of trouble I have, but intuition had told me that I really in terrible trouble. I can't find any ways to bring my self out of it. .