Sabtu, 11 Juli 2009

Gagal Total

Ahahahahuhuhuhu

Libur saya yang 3 minggu ini sudah hampir habis dan ternyata saya tidak cukup baik memanfaatkan 3 minggu ini. Tidak banyak tempat yang saya datangi, tidak banyak hal yang saya hasilkan, tapi banyak waktu yang saya sia-siakan. Huhuhuhu

Sabtu ini ( 11 Juli 2009 ) rencana saya mau ke Jogja naik Pramex. Sudah dari sebelum liburan saya kepengen banget ke Jogja naik Pramex, saya kepingin merasakan desak-desakan di kereta. Hehehe. Tapi apa boleh buat, malang tak dapat ditolak dan untung tak dapat diraih, tidak satupun hari di liburan saya yang 3 minggu ini mengijinkan saya memenuhi hasrat saya itu. Gagal total.

Sebelumnya saya dan teman-teman sudah berkali-kali merencanakan hal ini, tapi selalu saja ada yang tidak bisa, jadi diundur-undur, ditunda-tunda, dan akhirnya males semua. Saya yang bener-bener pengen ngerasain naik Pramex akhirnya ngajak ibu saya, ibu lalu hubungi kakak saya yang kuliah di Jogja, minta temenin muter-muter Jogja, dan mbak Tiwi sudah menjawab ”iya, beres”. Tapi, tapi, tapi, rencana tinggal rencana, lagi-lagi saya gagal ke Jogja naik Pramex.

Kemarin ( Jum’at, 10 juli 2009), pulang sholat Jum’at, bapak-ibu mau beli pisang. Mereka pun pergi berdua naik sepeda motor. Belum sampe tempat yang jual pisang, bapak-ibu dapat halangan dan malah sampai di IGD. Hao hao hao!!!!!????

Rupanaya oh rupanya, on the way to Yu Sri ( yang jual pisang ), bapak-ibu ketabrak anak kecil yang kurang berhati-hati dalam berkendara. Kaki bapak nggak tau kena apa jadi luka cukup serius dan harus ditangani dokter. Hikshikshiks. Hebatnya, si anak yang nabrak itu nggak kenapa-kenapa! Cuma lecet dikit! Bapak yang kakinya berdarah-darah rada bengong juga liat si anak bangun nggak kenapa-kenapa trus pergi gitu aja. Hebat, hebat, hebat!

Di IGD, kaki bapak dapat hadiah jahitan dari dokter. Yang sakit kaki bapak tapi yang pingsan ibu. Aduh-aduh! Saya yang di rumah kuaget duer-duer di telepon bapak dari IGD. Bingung mau gimana. Ahahahahuhuhuhu.

Harusnya bapak rawat inap di rumah sakit, tapi bapak ogah, benci di rawat di rumah sakit. Akhirnya kakinya dibungkus di bawa pulang (lhooo???!!). Kasian liat bapak sekarang. Mau ngapa-ngapain susah. Jalan aja harus pake tongkat. Mau wudlu kakinya harus dibungkus plastik dulu.

Lha apa hubungannya kaki bapak sakit sama saya nggak jadi ke Jogja?

Satu. Kaki bapak sakit, jadi nggak bisa nyetir, nggak bisa nganter saya ke stasiun. Saya mau naik motor sendiri trus dititipin di stasiun, nggak boleh. Ya sudahlah kalau begitu.

Dua. Saya mau ke Jogja sama ibu. Kalau melihat ibu yang nggak kenapa-kenapa tapi pingsan gitu berarti ibu shock. Jadi ya nggak mungkin pergi-pergi. Ya sudahlah kalau memang demikian.

Tiga. Bapak mau jalan aja susah, masa saya malah mau pergi jalan-jalan sama ibu? Bisa-bisa saya jadi anak durhaka menelantarkan (halah) bapak sendiri di rumah. Bapak bilang nggak apa-apa di rumah sendiri, tapi saya nggak tega. Ya sudahlah kalau begono.

Akhirnya ke Jogja naik Pramex harus di pending dulu. Disimpen dulu rencananya. . .



ini keadaan kaki bapak hari ini. .

Jumat, 26 Juni 2009

Jilbab, yes or no?

Seorang muslim yang sudah akhil baligh diwajibkan menutup auratnya. Itu identik dengan memakai jilbab bagi kaum hawa. Lalu yang bagaimanakah yang disebut menutup aurat? Haruskah memakai baju yang berlapis lapis hingga sempurna menutupi tiap inci kulit dan sempurna menyamarkan tiap lekuk tubuh? Memakai jubah yang longgar beserta jilbab yang selebar seprai lengkap dengan cadarnya? Ataukah cukup memakai baju yang sopan dan rapi?

Banyak pendapat mengenai ketentuan menutup aurat. Banyak pula kebingungan (khususnya bagi remaja putri dan wanita) yang ditimbulkannya. Saya sendiri merasa bingung dalam hal ini.

Setahu saya aurat itu adalah bagian tubuh yang dilarang untuk diperlihatkan bagi orang lain karena bisa menimbulkan nafsu/ syahwat. Nha, bukankah bagian tubuh (terutama perempuan) yang bisa menimbulkan nafsu bagi yang melihatnya itu relatif, tergantung kebersihan pikiran si penglihat? Apakah lengan bawah, betis, rambut (perempuan) itu juga aurat?

Apakah dengan berjilbab dan memakai baju yang super longgar sudah menjamin tidak akan timbul nafsu bagi orang yang melihat? Bukankah dengan memakai pakaian yang berlebihan demikian justru menimbulkan rasa penasaran sebenarnya seperti apa sih wujud aslinya dan itu justru akan menyebabkan para lawan jenis yang melihat berfantasi liar? Selalu ada terlalu banyak pertanyaan mengenai bagaimana menutup aurat yang benar.

Saya sendiri terkadang merasa bingung sopan tidakkah pakaian yang saya pakai. Dan ketika saya memutuskan untuk akan mulai berjilbab saya mulai mengamati bagaimana cara berpakaian orang-orang yang berjilbab. Beraneka ragam, bermacam-macam. Ada yang memakai jilbab tapi memakai legging, memakai jilbab tapi pakaiannya tipis hingga (maaf) tali bra-nya terlihat, ada pula yang memakai jilbab tapi blus yang dipakainya super ketat, dan bermacam-macam lagi. Apakah mereka yang seperti itu sudah bisa disebut menutup aurat? (bukkannya justru ”mengundang”?) Lalu bagaimanakah cara berpakaian yang baik?

Sudah sejak akan masuk SMA, saya mempunyai niat untuk mulai berjilbab, tapi selalu ragu-ragu. Tapi entah mengapa akhir-akhir ini saya merasa yakin untuk memakai jilbab. Saya pun bertanya pada beberapa orang terdekat saya, ”Bagaimana jika saya berjilbab?”. Bermacam-macam jawaban yang merka berikan.

Ibu : ”Alhamdulillah.” (singkat tapi dalam)
Bapak : ”Bagus! Memang kalau sudah akhil baligh harus menutup aurat. Nanti bapak yang belikan seragam baru.” (langsung jadi sponsor =D)
Bulik (adeknya bapak) : ”Ya bagus nuw. Cantik.” (hahaha)
Mbah uti : ” Ya wis kudu ngono. Ibumu, budhemu, bulik & tantemu (sama aja yak?) kan ya jilbaban. Mbah uti sing wis tuwa ya jilbaban ngene.” (inggih, mbah uti)

Dari jawaban-jawaban mereka, setidaknya saya tahu mereka mendukung saya. Sekarang tinggal saya yang harus menyiapkan diri saya. Bagaimanakah cara berpakaian saya untuk menutup aurat dengan lebih sempurna? Tidak hanya memakai jilbab di kepala, tapi juga memakai jilbab di hati. Itu PR saya. .

Rabu, 24 Juni 2009

Liburan

Liburan telah tiba dan saya tidak ke mana-mana. .

Liburan telah tiba dan saya biasa-biasa saja. .

Kalau hari sekolah pengennya libur mulu,tp sekarang libur 3 minggu saya malah nggak tau mau ngapain. Mau pergi,pergi ke mana? Di rumah saja, kok y bosen juga. . Ah, saya bingung mau ngapain. .