Dosen saya bilang, “Jadikan dinding kamarmu sebagai gurumu”.
Maksudnya bukan bikin dinding kamar yang bisa ngomong, jelasin materi kuliah/ sekolah, ngajarin ngerjain soal atau gimana gitu. Tapi sebagai salah satu jabatan seorang pendidik, yaitu motivator.
Bikin tulisan-tulisan reminder, motivasi, target dan cita-cita, dan apa pun yang bermakna di dinding kamar sehingga sering dibaca, minimal diliatlah. Karena orang Jawa bilang “witing tresna jalaran saka kulina”.
Berikut cara-cara singkatnan menyesatkannya :
1. Pilih warna tinta dan kertas yang paling eye catching buat diri sendiri.
Contohnya tulisan dengan warna merah di kertas putih adalah yang paling bikin mata saya jreeenngg!, karenanya saya pilih kertas putih dan spidol merah sebagai teaching tools saya.
2. Tulis kata, frase,kalimat, puisi, maupun karangan apapun yang bermakna buat diri sendiri lalu tempel di dinding kamar.
Kata-katanya nggak harus yang puitis, penuh bahasa berliku-liku, keren, maupun cuma bisa dipahami dengan buka kamus thesaurus, tapi yang penting bermakna buat diri sendiri. Misalanya frase “going extra miles!”. Saya udah sering denger, baca, lihat frase itu, tapi frase itu benar-benar bermakna buat saya baru-baru aja, jadi saya baru tulis dan tempel frase itu baru-baru aja. Pemilihan kata jangan karena memburu keren, tapi karena memburu makna. Contoh lain, saya punya tempelan yang bunyinya “have you saved SOME COINS for your FUTURE?”. Kalimat itu nggak populer maupun dicetuskan oleh tokoh hebat dunia, tapi murni karena renungan jemuran saya. Dan karena kalimat itu benar-benar bermakna buat saya meskipun nggak keren, maka saya tulis dan tempel.
3. Bikin dengan tulisan tangan.
Biarpun tulisan tangan kita tak seindah cakaran ayam, tetap tulis dengan tulisan tangan sendiri. Karena seperti Snitch dalam Quiditch, tulisan-tempel akan lebih efektif dan work the best bila ada fingerprint kita di dalamnya. hasil penelitian Professor Albus Winda McGonagal Presti Dumbledore. Selain itu, dengan mengajak tangan bersusah payah menulis, itu akan lebih membekas di memori sehingga membuatnya lebih efektif. Ini karena kata-kata tersebut mengalami pengulangan berkali-kali, mulai dari pertama kali muncul di otak, perintah tangan buat nulis, perintah mata buat ngeliat pas nulis, perintah mata pas baca hasil akhir, perintah mata buat liat dan baca pas tempel, dan perintah mata buat liat dan baca tiap nengok ke dinding.
4. Selalu tulis kata-kata apapun yang muncul secara spontan di otak macam pop up.
Menurut Profesor Albus Winda McGonagal Presti Dumbledore, hasil pemikiran pop up itu adalah apa yang ada di alam bawah sadar sehingga itu sangat fundamental. Dan jika hal tersebut dimunculkan ke permukaan, hal tersebut akan bekerja sangat efektif dan akan memberi hasil yang menakjubkan, yang bahkan Paul si gurita peramal maupun Proffesor Sybil Trelawney pun nggak bisa meramalkan kekuatan kata-kata "pop up" tersebut. Dan salah satu cara membawanya ke permukaan adalah dengan membuat tulis-tempel itu.
5. Jangan malu sama tulisan apapun yang ditempel di dinding kamar.
Kalopun ada orang lain yang liat dan ngetawain, biarin aja. Toh mereka ketawa nggak pake tenaga kita kan? Mereka ketawa nggak bikin kita laper juga kan? “Terserah lo mau ketawain, tapi awas aja kalo lo ikut-ikut.” “Terserah aja lo ketawa, liat aja ntar kalo kata-kata yang sekedar kumpulan huruf ini bener-bener ada hasilnya”. “Terserah aja lo mau ketawa, tapi ntar kalo udah kejadian, awas aja kalo lo sampe bengong kaget”. “Terserah lo mau ketawa, tapi liat ntar buktinya”.
Sekian short-course kali ini. Meskipun bintang iklan entah siapa namanya mengatakan ini karena dibayar sama tukang susu bubuk, tapi ini benar adanya Trust me, It works!
Maksudnya bukan bikin dinding kamar yang bisa ngomong, jelasin materi kuliah/ sekolah, ngajarin ngerjain soal atau gimana gitu. Tapi sebagai salah satu jabatan seorang pendidik, yaitu motivator.
Bikin tulisan-tulisan reminder, motivasi, target dan cita-cita, dan apa pun yang bermakna di dinding kamar sehingga sering dibaca, minimal diliatlah. Karena orang Jawa bilang “witing tresna jalaran saka kulina”.
Berikut cara-cara singkat
1. Pilih warna tinta dan kertas yang paling eye catching buat diri sendiri.
Contohnya tulisan dengan warna merah di kertas putih adalah yang paling bikin mata saya jreeenngg!, karenanya saya pilih kertas putih dan spidol merah sebagai teaching tools saya.
2. Tulis kata, frase,kalimat, puisi, maupun karangan apapun yang bermakna buat diri sendiri lalu tempel di dinding kamar.
Kata-katanya nggak harus yang puitis, penuh bahasa berliku-liku, keren, maupun cuma bisa dipahami dengan buka kamus thesaurus, tapi yang penting bermakna buat diri sendiri. Misalanya frase “going extra miles!”. Saya udah sering denger, baca, lihat frase itu, tapi frase itu benar-benar bermakna buat saya baru-baru aja, jadi saya baru tulis dan tempel frase itu baru-baru aja. Pemilihan kata jangan karena memburu keren, tapi karena memburu makna. Contoh lain, saya punya tempelan yang bunyinya “have you saved SOME COINS for your FUTURE?”. Kalimat itu nggak populer maupun dicetuskan oleh tokoh hebat dunia, tapi murni karena renungan jemuran saya. Dan karena kalimat itu benar-benar bermakna buat saya meskipun nggak keren, maka saya tulis dan tempel.
3. Bikin dengan tulisan tangan.
Biarpun tulisan tangan kita tak seindah cakaran ayam, tetap tulis dengan tulisan tangan sendiri. Karena seperti Snitch dalam Quiditch, tulisan-tempel akan lebih efektif dan work the best bila ada fingerprint kita di dalamnya. hasil penelitian Professor Albus Winda McGonagal Presti Dumbledore. Selain itu, dengan mengajak tangan bersusah payah menulis, itu akan lebih membekas di memori sehingga membuatnya lebih efektif. Ini karena kata-kata tersebut mengalami pengulangan berkali-kali, mulai dari pertama kali muncul di otak, perintah tangan buat nulis, perintah mata buat ngeliat pas nulis, perintah mata pas baca hasil akhir, perintah mata buat liat dan baca pas tempel, dan perintah mata buat liat dan baca tiap nengok ke dinding.
4. Selalu tulis kata-kata apapun yang muncul secara spontan di otak macam pop up.
Menurut Profesor Albus Winda McGonagal Presti Dumbledore, hasil pemikiran pop up itu adalah apa yang ada di alam bawah sadar sehingga itu sangat fundamental. Dan jika hal tersebut dimunculkan ke permukaan, hal tersebut akan bekerja sangat efektif dan akan memberi hasil yang menakjubkan, yang bahkan Paul si gurita peramal maupun Proffesor Sybil Trelawney pun nggak bisa meramalkan kekuatan kata-kata "pop up" tersebut. Dan salah satu cara membawanya ke permukaan adalah dengan membuat tulis-tempel itu.
5. Jangan malu sama tulisan apapun yang ditempel di dinding kamar.
Kalopun ada orang lain yang liat dan ngetawain, biarin aja. Toh mereka ketawa nggak pake tenaga kita kan? Mereka ketawa nggak bikin kita laper juga kan? “Terserah lo mau ketawain, tapi awas aja kalo lo ikut-ikut.” “Terserah aja lo ketawa, liat aja ntar kalo kata-kata yang sekedar kumpulan huruf ini bener-bener ada hasilnya”. “Terserah aja lo mau ketawa, tapi ntar kalo udah kejadian, awas aja kalo lo sampe bengong kaget”. “Terserah lo mau ketawa, tapi liat ntar buktinya”.
Sekian short-course kali ini. Meskipun bintang iklan entah siapa namanya mengatakan ini karena dibayar sama tukang susu bubuk, tapi ini benar adanya Trust me, It works!