Minggu, 13 Februari 2011

Liburan

Liburan duit mengalir bagai air Grojogan Sewu. Deres.

Sounds great, doesn’t it? Great kalo mengalirnya ke dalam kantong, tapi ini mengalirnya keluar kantong, dompet, ATM, bahkan celengan Mickey Mouse saya. Liburan emang bener-bener menguras kantong saya.

Karena libur, uang saku yang dikasihkan pun sekedarnya, nggak kaya kalo school days. Jadilah saya sering main ke ATM. Kalo kemarin-kemarin rekening saya senyum-senyum mulu ke saya karena dia nggak kelaparan, saya kasih makan terus, sekarang dia cemberut mencaci maki saya karena dia makin kurus.

Tapi emang ini semua karena saya sendiri kan ya? Mungkin saya aja yang kebanyakan main kali ya? Duit saya ke mana aja nggak jelas. Nggak berbekas. Bahkan koreng pun nggak ada. Itu nyawa ekonomi mengalir dan menggembungkan kantong 21, para penjual es krim dan froyo, penjual donat, rental VCD, toko buku (Gramedia, the most), dan SPBU.

Kalo hari ini duit saya Cuma selembar, besok pasti udah jadi berlembar-lembar. Bukannya saya pinter menganak-pinakkan uang macam dukun-dukun jadia-jadian yang gentayangan dengan ajian kaya raya modal duit ditutup ember jadi banyak, tapi itu uang yang selembar cuma berubah wujud. Bahagia sekali saya pastinya kalo penambahan jumlah lembaran itu diikuti penambahan jumlah nominal. Nha ini jumlahnya nambah, tapi nominalnya boro-boro nambah, yang ada makin kecil, mereduksi, senantiasa berkurang. Kalo sebelumnya selembar itu berwarna biru menawan bertuliskan Rp 50.000, dia berubah jadi berlembar-lembar kertas warna-warni yang tulisannya berubah jadi Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, Rp 1.000, bahkan jadi duit keras juga, Rp 500.

Ah, liburan, engkau memang menyenangkan, tapi duitku jadi jauh berkurang.

Tidak ada komentar: