Senin, 07 Februari 2011

Taksi Kuda Berargo, GEOMETRI

Alogaritma adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Asalnya dari Bandung. Kalo temen temennya kuliah naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi berupa sepeda motor, mobil, atau sepeda onthel, Alogaritma pun sebenernya naik kendaraan pribadi, cuma agak beda dari temen-temennya, dia naik kuda. Ya, kuda yang kakinya empat, badannya kekar, makannya rumput.

Kenapa naik kuda? Karena neneknya punya peternakan di ujung Gunung Lawu dan kuda itu adalah kado dari neneknya karena Alogaritma diterima kuliah di Jogja. Jadilah Alogaritma ke mana-mana naik kuda.

Tumpangan Alogaritma yang lain dari pada yang lain itu sempat bikin geger para penjaga parkir di kampusnya. Pertama kali ke kampus dengan kudanya, dia parkir kudanya di dekat lapangan baseball Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Namanya kuda ya suka makan rumput, liat rumput yang hijau menawan dan segar di lapangan baseball jadilah cacing-cacing di perut si kuda bikin konser minta di kasih makan. Akhirnya si kuda makan, lari-larian, leha-leha di lapangan baseball bagai menemukan a piece of heaven-nya di kampus majikannya. Para penjaga parkir yang ngeliat bingung sendiri. Mereka pikir, “Gimana bisa kuda UPT Peternakan UGM lepas sampai sini?”. Mereka sibuk cari cara gimana buat ngamanin si kuda. Lalu di tengah kebingungan para penjaga parkir, Alogaritma muncul karena kuliahnya udah selesai. Dia lalu teriak, “Oh no! Kudaku hilang!” Para penjaga parkir yang sebelumnya jumpalitan nyari ide buat ngeluarin si kuda dari lapangan baseball jadi teralihkan perhatiannya sesaat karena teriakan Alogaritma. Mereka pikir yang dimaksud “kudaku” sama Alogaritma adalah mobil merk “KUDA”.

Penjaga parkir : Ada apa, mas?
Alogaritma : Kuda saya ilang, Pak.
Penjaga Parkir : Tadi di parkir di mana?
Alogaritma : Di sana, Pak. Di bawah pohon dekat pagar lapangan baseball itu, Pak.

Tiba-tiba, ketika Alogaritma menunjukkan di mana dia parkir kudanya ke penjaga parkir semuanya jadi slow-motion, dia menemukan sesosok kuda gagah sedang lari-larian sambil ngemil rumput di lapangan baseball. Bagai menemukan oase di tengah Gurun Gobi, Alogaritma terharu. Matanya berkaca-kaca. Dengan pandangan terkunci ke sesosok kuda di lapangan baseball, Alogaritma melangakah menuju kudanya meninggalkan penjaga parkir yang sibuk ber-handy-talkie dengan penjaga parkir dan satpam seantero kampus, berkoordinasi demi menemukan “KUDA” Alogaritma.

Dengan lembut Alogaritma mendekati kudanya, mengelus surainya, dan memegang tali kekangnya. Si kuda pun mengikik pelan sebagai ganti senyuman menyambut tuannya. Dengan senang dan lega, Alogaritma menuntun kudanya keluar lapangan baseball menuju para penjaga parkir.

“Pak, makasih ya. Ini kuda saya udah ketemu,” kata Alogaritma ke penjaga parkir.
Penjaga parkir bengong.

Handy talkie-nya berisik.

“Saya pulang dulu ya, Pak. Sekali lagi makasih, “ Alogaritma naik kudanya menuju kostnya.
Penjaga parkir masih bengong.

Handy talkie-nya masih berisik.

Tiba-tiba penjaga lapangan baseball teriak, “Siapa yang makan rumput saya?!! Anak fakultas mana yang sekarang hobi ngemil rumput?!!!”

Penjaga parkir udah nggak bengong, tapi speechless.

Setelah kejadian itu, Alogaritma sadar kalo kudanya kesepian dan butuh camilan pas dia tinggal kuliah. Jadilah tiap mau kuliah Alogaritma mampir Pasar Gejayan dulu buat beli kangkung, bayam, daun kemangi, daun katuk, atau daun-daun lainnya buat camilan kudanya.

Tapi meskipun nyentrik dan ribet, tunggangan Alogaritma itu sangat efektif buat nganter Alogaritma ke mana aja. Kalo macet, si kuda naik ke trotoar. Jadilah Alogaritma nggak pernah telat. Selain itu dia juga jadi artis jalanan. Dia jadi sering difoto sama orang-orang yang dia temuin di jalan.

Satu-satunya masalah adalah ketika si kuda capek, pegel. Alogaritma harus pijitin si kuda. Selain itu dia juga harus kasih waktu si kuda buat rehat dulu. Tapi itu justru jadi berkah buat Alogaritma sejak suatu peristiwa di suatu sore di pinggir lapangan baseball.

Waktu itu Alogaritma baru selesai kuliah, trus dia mau pulang. Tapi pas dia ke parkiran, si kuda yang gagah perkasa keliatan lesu, lemah, lunglai di singgasananya di bawah pohon. Rupa-rupanya si kuda pegel setelah sebelumnya diajak Alogaritma ke Cangkringan buat bantuin para pengungsi Merapi.

Alogaritma pun keluarin balsem dan koyo dari tasnya. Koyo ditempel di kaki si kuda, balsem diolesin ke badan kuda sambil Alogaritma pijitin si kuda. Tapi setelah satu jam, si kuda belum baikan. Akhirnya Alogaritma pasrah. Dia ikutan duduk di sebelah si kuda.

Tanpa diduga, tanpa dikira, muncullah seorang wanita bermotor matic dari arah pintu gerbang. Lalu wanita itu mendekati Alogaritma dan si kuda. Sekali lagi, tanpa diduga, tanpa dikira, si wanita yang ternyata bernama Intergal itu menawarkan diri untuk mengantar Alogaritma pulang. Lalu bagaimana nasib si kuda? Diputuskan si kuda ditipkan ke UPT Peternakan UGM yang letaknya nggak jauh dari UNY.

Alogaritma senang karena diantar wanita cantik dengan skuter matik yang menawan kayak lagunya SKJ 94. Si kuda pun senang karena ketemu teman-teman baru para kuda nan tampan dan cantik mempesona penghuni UPT Peternakan UGM.

Sepanjang jalan ke kostnya, senyum tak pernah lepas dari wajah Alogaritma. Tapi senyum itu hilang seketika ketika Alogaritma dan Integral sampai di depan kost Alogaritma. Kenapa? Karena tiba-tiba Integral berkata, “Oke, sudah sampai. Menurut argo ongkosnya Rp 8.775. Dibayar pas boleh, dibulatkan jadi Rp 9.000 atau Rp 10.000 boleh banget. Yang penting kontan aja, jangan dicicl ntar saya bisa mecicil.”

Ternyata Integral yang mempesona itu adalah seorang tukang ojek. Dengan perasaan yang carut marut, campuran antara senang di tetes terakhir, kaget, kecewa, dan marah, Alogaritma mengeluarkan Rp 8.800 dari dompetnya dan menyerahkannya kepada Integral yang kemudian dibalas Integral dengan “Makasih yaa” sepaket dengan senyum yang mampu melehkan es krim di siang bolong. Melihat senyum Integral, tiba-tiba Alogaritma merasakan angin sepoi-sepoi berhembus disekelilingnya kaya di iklan permen Relaxa sama Kiss dan tiba-tiba di telinga Alogaritma terdengar John Meyer mendendangkan Clarity. Sejuk. Adem. Seger. Nggak jadi nyesel.

Malamnya Alogaritma nggak bisa tidur. Alogaritma ngantuk tapi nggak bisa memicingkan matanya barang semenit pun. Semalaman Alogaritma cuma ngulet-ngulet. Gonta-ganti posisi tidur. Tapi tetep aja nggak bisa tidur sampai marbot masjid meneriakkan adzan Subuh. Pikirannya cuma ke satu hal, belahan jiwanya, si kuda. Dia kepikiran gimana si kuda di kandang UPT Peternakan UGM. Kerasankah dia? Sudah hilangkah pegel-pegelnya?

Keesokan harinya Alogaritma segera ke kandang UPT Peternakan UGM demi melihat keadaan terakhir si kuda. Si kuda menyambut kedatangan Alogaritma dengan ringkik panjang yang dalam bahasa kuda maksudnya, “Halo, Bos? Apa kabar? Alhamdulillah saya udah sehat, segar bugar, siap mengantar Bos ke mana aja. Saya betah di sini, Bos. Semalam saya dikasih koyo berlapis-lapis, dipijit sama Pak Cartesius. Trus pas Pak Cartesius tidur saya dipijit sama Trigonometri, si anak sapi kecil ini. Selama di sini saya dikasih makan enak, Bos. Rumputnya manis bin renyah, air minum yang dikasih ke saya warna oranye kaya Nutri Sari yang biasa bos minum, kata Pak Cartesius itu airnya dicampur vitamin apa gitu. Saya juga makan kacang, Bos. Tapi bukan kacang Dua Kelinci kaya yang Bos makan, saya makan kacang kedelai sama kacang panjang kaya yang Bos makan kalo makan di SGPC belakang KH UGM. Ternyata enak ya, Bos? Besok-besok kalo beliin saya camilan kacang panjang aja ya, Bos?”

Tapi laporan panjang dari si kuda itu nggak lebih dari ringkik panjang di telinga Alogaritma. Meskipun nggak tahu apa sebenernya isi hati si kuda, Alogaritma tahu si kuda sudah sehat dan pagi ini dia senang.

Alogaritma pun mengucapkan terima kasih kepada Pak Cartesius dan membawa si kuda ke kampus. Sesampainya di tempat parkir di kampusnya, Alogaritma menemukan sesosok wanita cantik dengan sekuter matik nan menawan yang sudah dapat dipastikan adalah Integral di bawah pohon di dekat lapangan baseball yang tidak lain dan tidak bukan adalah singgasana si kuda. Integral tersenyum sumringah melihat Alogaritma datang dengan si kuda. Melihat senyum Integral, Alogaritma senang bukan kepayang. Ia tak lagi merasakan kakinya berpijak di tanah, Alogaritma merasa melayang ke sarang burung bangau di atas pohon-pohon di laboratorium hutan Fakultas Kehutanan UGM.

“Hai,” sapa Integral.

Alogaritma salah tingkah.

“Umm, hai juga,” Alogaritma bingung mau ngomong apa.

20 menit mereka cuma duduk-duduk, saling malu. Tiba-tiba kata-kata yang di kamus jumlahnya ribuan itu hilang entah ke mana.

Si kuda kangen Trigonometri, anak sapi kecil di kandang peternakan UGM, teman barunya.

Capek diem-dieman, malu-maluan, sibuk sama pikiran sendiri, akhirnya Integral ngomong apa maksud dia nungguin Alogaritma.

Integral : Jadi, aku mau ngomong sama kamu. Makanya aku nungguin di sini.
Alogaritma : Kenapa? (sok-sok jaim, misterius gimana gitu. Padahal deg-degan nggak karuan)
Integral : Aku punya usaha ojek motor pake argo. Ini usahaku sendiri. Ya nyoba bisnis sendiri gitulah.
Alogaritma bingung. Dalam hati, “Iya, gue tau. Kan kemarin gue udah “terpaksa pake jasa ojekmu.”
Integral : Dan karena kamu punya kendaraan yang nyentrik itu, aku berniat bikin bisnis baru sama kamu. Ojek kuda pake argo.

Alogaritma speechless.

Tiba-tiba semuanya slow-motion. Si kuda nguap yang keliatannya kaya satu jam. Ada tawon terbang di deket telinga Alogaritma, jadi kaya gerakan peluru di The Matrix, Alogaritma mau niru gerakannya Keanu Reeves tapi dia sadar itu nggak perlu karena si tawon nggak berencana nabrak dia. Daun jatuh yang jarak sebenernya cuma tiga meter tapi keliatan kaya jatuh dari ujung Monas, lama bener sampai tanahnya.

Alogaritma bener-bener kaget. Dia nggak nyangka kalo itu yang ternyata pengen diomongin Integral. Alogaritma cuma bisa bilang, “Oh...”

Alogaritma minta waktu buat mikir. Integral memberikan waktu tak terbatas buat Alogaritma mikir. Tiap malem Integral shalat malam, berdoa biar Alogartima mau diajak kerjasama. Tiap malam pula Alogaritma shalat istikharah minta petunjuk apa yang harus dia lakukan, terima tawaran Integral ataukah menolakknya.

Setelah 7x24 jam, akhirnya Alogaritma siap memberikan keputusan. Dia terima tawaran kerjasama dari Integral. Mereka sepakat bikin gebrakan baru di dunia transportasi umum, yaitu bikin taksi kuda berargo yang diberi nama Geometri.

Integral berperan dalam manajemen perusahaan taksi kuda berargo mereka. Alogaritma berperan dalam melatih para supir taksi mereka. Lalu, dari mana armada mereka? Apakah hanya si kuda pemberian nenek Alogaritma? Oh, tentu tidak. Dalam penyedian dan perawatan armada, mereka bekerja sama dengan peternakan UGM. Kalo perusahaan penerbangan sewa pesawat buat armada mereka, Alogaritma dan Integral sewa kuda buat armada mereka. Ini sekaligus menyenangkan si kuda Alogaritma, si kuda jadi sering diajakin main ke kandang peternakan UGM, dia jadi bisa sering ketemu sama Trigonometri.

Jadi, kalo suatu waktu dan di suatu tempat nanti Anda melihat “Taksi Kuda Berargo GEOMETRI”, mungkin aja itu salah satu armada Alogaritma dan Integral.

4 komentar:

Online Jobs mengatakan...

waduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhh..lucu ceritanya sampe2 aq di katakan gila ktw2 sendiri oleh tmn kerja kantor....

gusmel riyadh mengatakan...

hai sudah lama aku nggak ngeblog.
setengah tahun lebih. :(

dan membaca tulisanmu ini kamu membuat beberapa kesalahan dan aku berhak menuntutnya. :P
1. Ceritamu simple sih, cuma bumbu2nya itu yang membuat aku betah baca sampai tuntas, (blog lain mah fast reading ajah, hehehe).
2. Aku ngakak berat dan kebelet di kamar.
3. Hemm, teruskan saja nulis cerita macam gini. Imaginasimu liar. Siap tahu ada produser yang tertarik menfilmkan ceritamu ini. hehehe
4. Aku tantang kamu nulis cerita seru nan kocak macam gini sejumlah 100buah di blog ini. Ntar aku kasih hadiah domain www.ceritakepompong.net atau windapresti.net

berani?

WindaPresti mengatakan...

@Jobs Employment& Career. .
hehe. senang bisa membuat Anda tertawa.:D

@Bang Gusmel. .
halo, Bang. .
kalo gitu ayo ngeblog lagi. :D

wawawawaw!!!
saya speechles, diam tak bergerak, kaget, tapi teriak-teriak, lompat jauh-tinggi-indah membaca tawaran Bang Gusmel. :D
oke, bang. saya akan berusaha untuk itu. ahahahai

gusmel riyadh mengatakan...

ok, kalo dah seratus artkel bilang aku. :p